Daftar Domain Gratis co.cc

Get cash from your website. Sign up as affiliate.

Jangan Takut Menjadi Indonesia Atau "Melayu"??

Kamis, 21 Januari 2010 , Posted by Jabu Cafe at 01.53

Jangan Takut Menjadi Indonesia
cipt: Charly ST12

" jangan takut tuk menjadi Indonesia...
tuangkan saja segala upaya...
untuk menjaga budaya bangsa kita...
dari sabang sampai merauke
berjajar pulau-pulau...
kami anak melayu...
asli indonesia....
ini lagu melayu...
made in indonesia..."

Tahu kah kamu potongan lirik lagu diatas? lagu ini setiap kali muncul di layar kaca salah satu TV nasional kita TPI (Televisi Pendidikan Indonesia). Mengapa kita mengangkat topik ini? sekilas topik ini sepertinya tidak penting, tetapi bila kita cermati lirik dan video klipnya, ada beberapa hal yang kita anggap isinya tidak sesuai dengan judul atau lagu tersebut.
Berikut hal-hal yg menurut kami tidak sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan lagu
tersebut:

Dilihat dari judulnya, lagu ini sepertinya ingin mengajak kita bangsa Indonesia untuk lebih bangga dan mencintai Indonesia secara menyeluruh. akan tetapi ada beberapa kata dari liriknya yang kita anggap sangat tidak pas dan telah keluar dari judul lagu tersebut yang bertemakan "bangga menjadi Indonesia"
Mengapa demikian?
  • Indonesia tidak semuanya bersuku atau orang Melayu.
  • Ditampilkannya orang Papua di video klip lagu tersebut.
  • "Made in " ini apakah ada di dalam Bahasa Indonesia.
Alasannya:
  • Indonesia adalah negara "Bhinneka Tunggal Ika" yang memiliki berbagai macam suku dan ras , sedangkan melayu hanya merupakan salah satu suku atau ras yang ada di Indonesia. lebih jelasnya menurut wikipedia indonesia dengan judul "Suku Melayu" (Ras Indo-Melayu/Melayu Polinesia) dikatakan bahwa rumpun Melayu dan sejumlah rumpun suku bangsa lainnya di Kepulauan Indo-Melayu dan sekitarnya merupakan ras Indo-Melayu atau ras Indo Melayu Jawa biasa disingkat ras Melayu. Ras Indo-Melayu merupakan sebagian dari bangsa Austronesia yang berasal Yunnan. Kelompok pertama dikenal sebagai rumpun ras Proto Melayu. Mereka berpindah ke Asia Tenggara pada Zaman Batu Baru (2500 SM). Keturunannya adalah Orang Asli di Semenanjung Malaysia, Dayak di Sarawak, Batak dan Komering di Sumatera. Kelompok kedua dikenal sebagai ras Melayu Deutero. Mereka berpindah ke Asia Tenggara pada Zaman Logam kira-kira 1500 SM. Ras Melayu Muda (Deutero Melayu) lebih pandai dan dan mahir daripada ras Melayu Tua (Proto Melayu), khususnya dalam bidang astronomi, pelayaran dan bercocok tanam. Jumlah mereka lebih banyak daripada ras Proto Melayu. Mereka menghuni kawasan pantai dan lembah di Asia Tenggara. Kedua kelompok ini dikenal sebagai bangsa Austronesia. Kedatangan bangsa Austonesia ke wilayah ini mendesak penghuni terdahulu yaitu bangsa Negrito, bangsa Wedda (Dravida) dan bangsa Papua-Melanesia (Austrolomelanesoid) baik dengan pembasmian maupun dengan asimilasi. Orang Arab menyebut Kepulauan Indo-Melayu dengan sebutan Jawi (artinya Jawa) dan bangsa-bangsa lainnya ada pula yang menamakan seluruh kepulauan Nusantara ini dengan Jawa. Javanishu sebutan ras Indo-Melayu di Srilangka, tentunya tidak hanya terdiri atas suku Jawa. Demikan pula Jawa Suriname juga mencakup suku Sunda dan Tapanuli. Jadi tidak bisa di katakan bahwa Indonesia seluruhnya adalah suku atau ras melayu, karena menurut demografi Indonesia, migrasi penduduk besar-besaran ke wilayah Indonesia dari Hindia Belakang diyakini setidak-tidaknya terjadi atas 2 gelombang migrasi. Migrasi besar-besaran pertama, beberapa abad sebelum Masehi, saat ini dikenal sebagai rumpun Proto-Melayu yang hidup di daerah pedalaman dan pegunungan diwilayah Nusantara; dan migrasi besar-besaran kedua menjelang abad Masehi, saat ini hidup didaerah pesisir dan dataran rendah dikenal sebagai rumpun Deutro-Melayu. Ras di Indonesia sebagian besar adalah ras Sinida dari rumpun bangsa Mongoloid mendiami Daratan Indonesia bagian Barat dan Daratan Indonesia Bagian Tengah; sebagian kecil, terutama di Daratan Indonesia Bagian Timur didiami oleh ras Melanesia dari rumpun bangsa Australoid.
  • Papua sendiri termasuk di dalam ras Melanesia dari rumpun bangsa Australoid ini bisa diperkuat dalam Undang-Undang Tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua pasal 1 ayat 20, jadi sangat tidak sesuai bilamana dalam lirik lagu tersebut hanya menggunakan kata "kami anak melayu".
  • Kata "Made in" itu bukan bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu. melainkan bahasa inggris yang bila di artikan dalam Bahasa Indonesia artinya adalah "Dibuat di".
Kesimpulan:
  • Jadi SUNGGUH sangat disayangkan sekali lagu dan video klip tersebut masih ditampilkan di layar kaca TPI yang merupakan salah satu televisi nasional sampai detik ini yang ditonton oleh jutaan mata Rakyat Indonesia dari sabang sampai merauke.
  • Apalah arti "Bhinneka Tunggal Ika" bila Indonesia hanya memiliki suku Melayu. Apakah ini Pemiskinan kebudyaan kita, yang kenyataannya kita kaya akan suku dan ras yang beraneka ragam??
  • Kalau kita memang "bangga sebagai bangsa Indonesia", kita harusnya bangga menggunakan bahasa Indonesia, bukan bahasa inggris pada lirik "made in".
  • TPI, Sebagai stasiun televisi yang sudah berpengalaman dalam hal penyiaran, seharusnya mengetahui permasalahan di atas, dimana lagu tersebut menjadi pengiring logo dan semboyan TPI yang ternyata hanya omong kosong belaka tidak sesuai dengan semboyan mereka yang katanya "Makin Indonesia Makin Asik Aja".
  • Pencipta lagu yang profesional dan merupakan orang Indonesia, seharusnya peka, bahwa lirik lagu seperti ini dapat menimbulkan SARA di negara Indonesia tercinta ini.

Currently have 0 comments:

Leave a Reply

Posting Komentar

Berikan komentar Anda disini.

4shared